MIRIS !! inilah Efek Guru Takut Dipenjara, Murid Makin Berani Kurang Ajar !!
Lihatlah kelakuan murid jaman sekarang. Sudah mulai berani kurang ajar sama guru. kenapa? karena guru sudah tak punya taring lagi untuk memarahi dan menghukum guru. Takut di penjara !!
Masih segar dalam ingatkan kita tentang seorang Guru di Makassar yang di Penjara Karena Mencubit Siswanya. Dan juga seorang guru di Sulawesi Selatan harus merasakan dinginnya sel penjara usai mendapat laporan dari orangtua siswa karena memotong rambut seorang siswa laki-laki.
Agak miris memang, kok mudah sekali orang tua naik pitam lalu memperkarakan guru ke ranah hukum hanya karena hal-hal yang boleh jadi tidak begitu krusial. Beda sekali dengan orang tua - orang tua jaman dulu..
Saya ingat betul, ketika saya sekolah dan dicubit sampai telinga saya merah, lalu mengadu ke bapak. Beliau malah bilang, "Itu salah kamu! Guru memberikan hukuman pasti karena melihat ada tindak dan sikapmu yang tidak benar!" Mendengar jawaban itu, saya tertunduk lesu.
Ketika sekolah, saya juga pernah mendapatkan pukulan di tangan karena kuku saya panjang. Lupa memotongnya. Ketika tangan saya diperiksa, di balik kuku-kuku saya ada yang hitam-hitam, kotor karena saya suka bermain tanah. Jadilah tangan saya dipukul hingga tiga kali menggunakan penggaris kayu yang panjang itu. Sakit, tentu saja. Merah. Sedikit agak lebam. Saya ceritakan semuanya ke orang tua. Apa jawaban mereka? "Makanya, lain kali kukunya dibersihkan. Jadi orang kok jorok banget. Kuku kotor itu sumber penyakit!" Duh! Bukannya dibela malah diomelin.
Pernah juga, saya tidak lolos pemeriksaan rambut. Kelewat panjang sampai menutup sebagian telinga dan menyentuh kerah baju. Saya dipanggil ke kantor, dinasihati banyak hal, kemudian dipangkas berantakan oleh guru olah raga. Sebelah kiri dipangkas habis, sedangkan sebelah kanan dibiarkan. Alamak, jangan kalian bayangkan. Itu pasti jelek sekali. Dan ketika sampai di rumah, saya malah ditertawakan oleh bapak dan ibu saya. Kata mereka, saya lucu dengan potongan rambut demikian. Aih.. Lagi-lagi saya nggak dapat pembelaan.
Beda sekali kan dengan orang tua jaman sekarang yang mudah sekali naik pitam dan sebentar-sebentar melaporkan guru anaknya ke polisi karena ini dan itu. Jika guru menghukum, pasti ada sikap atau tingkah anak kita yang tidak benar.
Guru melakukan itu semua, menghukum siswa, adalah untuk memberikan pelajaran dan pembentukan karakter. Dan kalau anak kita dihukum, maka lihat saja, efek yang ditimbulkan bahaya atau tidak? Jika hanya dicubit atau dicukur, itu kan nggak bahaya. Jadi, tidak perlu berlebihan. Agar apa? Supaya anak kita sadar bahwa ada sikapnya yang salah dan harus diperbaiki. Anak itu tidak melulu harus dituruti semua kemauannya. Tidak melulu harus dimanja.
Hukuman itu ada gunanya agar anak kita bisa mandiri dan semakin paham mana yang benar dan mana yang salah. Mereka akan dewasa dan menjalani kehidupannya sendiri kelak, maka memanjakan atau menuruti semua kemauannya adalah hal bodoh yang seharusnya tidak dilakukan.
Gimana menurut anda? Lebih baik sikap orangtua yang dulu apa sekarang?
Masih segar dalam ingatkan kita tentang seorang Guru di Makassar yang di Penjara Karena Mencubit Siswanya. Dan juga seorang guru di Sulawesi Selatan harus merasakan dinginnya sel penjara usai mendapat laporan dari orangtua siswa karena memotong rambut seorang siswa laki-laki.
Agak miris memang, kok mudah sekali orang tua naik pitam lalu memperkarakan guru ke ranah hukum hanya karena hal-hal yang boleh jadi tidak begitu krusial. Beda sekali dengan orang tua - orang tua jaman dulu..
Saya ingat betul, ketika saya sekolah dan dicubit sampai telinga saya merah, lalu mengadu ke bapak. Beliau malah bilang, "Itu salah kamu! Guru memberikan hukuman pasti karena melihat ada tindak dan sikapmu yang tidak benar!" Mendengar jawaban itu, saya tertunduk lesu.
Ketika sekolah, saya juga pernah mendapatkan pukulan di tangan karena kuku saya panjang. Lupa memotongnya. Ketika tangan saya diperiksa, di balik kuku-kuku saya ada yang hitam-hitam, kotor karena saya suka bermain tanah. Jadilah tangan saya dipukul hingga tiga kali menggunakan penggaris kayu yang panjang itu. Sakit, tentu saja. Merah. Sedikit agak lebam. Saya ceritakan semuanya ke orang tua. Apa jawaban mereka? "Makanya, lain kali kukunya dibersihkan. Jadi orang kok jorok banget. Kuku kotor itu sumber penyakit!" Duh! Bukannya dibela malah diomelin.
Pernah juga, saya tidak lolos pemeriksaan rambut. Kelewat panjang sampai menutup sebagian telinga dan menyentuh kerah baju. Saya dipanggil ke kantor, dinasihati banyak hal, kemudian dipangkas berantakan oleh guru olah raga. Sebelah kiri dipangkas habis, sedangkan sebelah kanan dibiarkan. Alamak, jangan kalian bayangkan. Itu pasti jelek sekali. Dan ketika sampai di rumah, saya malah ditertawakan oleh bapak dan ibu saya. Kata mereka, saya lucu dengan potongan rambut demikian. Aih.. Lagi-lagi saya nggak dapat pembelaan.
Beda sekali kan dengan orang tua jaman sekarang yang mudah sekali naik pitam dan sebentar-sebentar melaporkan guru anaknya ke polisi karena ini dan itu. Jika guru menghukum, pasti ada sikap atau tingkah anak kita yang tidak benar.
Guru melakukan itu semua, menghukum siswa, adalah untuk memberikan pelajaran dan pembentukan karakter. Dan kalau anak kita dihukum, maka lihat saja, efek yang ditimbulkan bahaya atau tidak? Jika hanya dicubit atau dicukur, itu kan nggak bahaya. Jadi, tidak perlu berlebihan. Agar apa? Supaya anak kita sadar bahwa ada sikapnya yang salah dan harus diperbaiki. Anak itu tidak melulu harus dituruti semua kemauannya. Tidak melulu harus dimanja.
Hukuman itu ada gunanya agar anak kita bisa mandiri dan semakin paham mana yang benar dan mana yang salah. Mereka akan dewasa dan menjalani kehidupannya sendiri kelak, maka memanjakan atau menuruti semua kemauannya adalah hal bodoh yang seharusnya tidak dilakukan.
Gimana menurut anda? Lebih baik sikap orangtua yang dulu apa sekarang?
0 comments:
Post a Comment